Towards Sustanable Traditional Traditional Market


Towards Sustanable Traditional Traditional Market (by: Melissa-2010)

Pada suatu siang, di sebuah kios buah, sekumpulan semangka dan melon sedang bercakap-cakap. Kata melon yang berkumis, “Hari ini cerah ya,”. Kata semangka muda, “Hari ini panas,”. “Tapi cerah,” kata melon berkumis. “Kenapa kalian berdebat?” semangka tua menimpali.  “Lihat hari ini pengunjung banyak yang datang ya,” kata semangka tua lagi. “Lihat ada orang putih ada orang putiih,” kata jeruk bayi. “Aah, iya kemarin Kakak Nisa yang itu bilang kalau ada orang orang putih mau ke sini,” kata si salak. “Katanya dari Swedia,” lanjutnya.

Di hari yang cerah itu, untuk pertama kalinya, para buah melihat orang-orang asing. Mereka bertanya-tanya, kenapa pasar buah-buahan yang biasa-biasa aja itu bisa mendadak ramai dipenuhi orang-orang asing.
Ternyata ini gara-gara Kakak Nisa!

Ada apa sih di Pasar Gamping?

Kakak Nisa, atau yang bernama lengkap Nisa Finidhama Palestine adalah yang bertanggung jawab atas semua ini. Pada tahun 2010 Kakak Nisa mengajukan sebuah proposal yang berjudul “Towards Sustainable Traditional Market” ke program JEEF dan berhasil mendapatkan dana. Bekerja sama juga dengan Waste Refinery dan pemerintah Swedia, akhirnya proposal Kakak Nisa dapat terealisasi.

Pada intinya Kakak Nisa ingin menyelesaikan sampah yang dihasilkan dari Pasar Gamping. Pasar Gamping adalah pasar buah terbesar yang terletak di Jalan Wates Yogyakarta. Di sana dihasilkan berbagai macam sampah, ada sampah organik bekas pengepakan barang, ada sampah buah, juga ada sampah anorganik.
Sampah buah busuk dan sampah organik oleh Kakak Nisa dibuat menjadi sumber energi dengan menjadikannya biogas. Sedangkan sampah buah setengah busuk yang masih bisa dipakai akan diproduksi ulang menjadi jus buah. Dan sampah anorganik yang tersisa di jual kepada pengepul barang bekas.

Dengan sumber energi sendiri, yaitu biogas, pasar buah Gamping tidak perlu menggunakan sumber energi dari PLN lagi sehingga nantinya tidak ada dana yang keluar untuk keperluan energi. Hasil sisa dari biogas dapat digunakan sebagai pupuk. Idenya adalah menggunakan pupuk tersebut untuk menutrisi tanah-tanah di sekitar Pasar Gamping untuk dijadikan taman buah. Dengan adanya sumber energi sendiri dan adanya taman buah, maka Pasar Gamping akan menjadi pasar percontohan yang dapat mandiri. Begitulah idenya.

Nah di siang ini, para buah-buahan menyaksikan peresmian dari Pasar Gamping. Orang-orang penting datang, juga perwakilan dari kedutaan besar Swedia.

Buah-buahan senang, pedagang buah pun juga senang, semua senang.

Tapi merealisasikan sebuah proyek itu tidak segampang kedengarannya. Masalah pasti ada tapi bukan berarti harus menyerah kan. Nah, nah mari semangat menyelamatkan bumi! :D

No comments:

Post a Comment