Tissue, benda tipis, simple, dan hampir menjadi kebutuhan manusia
bergaya (yang katanya) modern. Awalnya mencari
artikel tentang tissue karena melihat
secara real ketergantungan
teman-teman dan orang disekitar mengenai keberadaan benda ini. Tissue yang beredar di masyarakat
bermacam-macam jenisnya, antara lain:
a.
Facial
tissue
Tissue jenis ini digunakan untuk bersentuhan langsung dengan bagian tubuh
yang halus terutama bagian wajah. Oleh karena fungsinya, tissue jenis
ini memiliki tekstur yang lembut dan halus.
b.
Toilet tissue
Teksturnya
mudah hancur apabila basah / terkena cairan, dan tidak cocok untuk membersihkan
wajah. Fungsi utama tissue jenis ini yaitu sebagai kertas pembersih
pengganti air di toilet.
c.
Napkin Tissue
Teksturnya mudah menyerap minyak dan air
sehingga digunakan untuk membersihkan mulut dan tangan setelah makan.
d.
Multi Purpose tissue
Bentuknya mirip tissue wajah, cukup lembut, sehingga bisa di gunakan untuk bermacam
fungsi membersihkan.
Setelah mengamati diri dan orang di sekitar,
ternyata tissue digunakan hampir setiap
waktu, seperti ketika : selesai makan, berkeringat, tangan kotor, selesai mencuci
tangan/muka, pilek, meja kotor, layar laptop kotor, meraut pensil (tissue di sini sering digunakan sebagai
tempat menampung kotoran rautan pensil), tinta bolpoin mblobor, bersin, grogi,
menumpahkan cairan, dll
Tidak dipungkiri bahwa tissue memiliki keunggulan seperti :
Ø
Mudah dibawa
Ø
Mudah dipakai
Ø
Mudah dibuang (praktis?)
Ø
(terlihat) ekonomis
Tapi benarkan dengan keunggulan itu kita
benar-benar harus bergantung pada benda tipis ini? Tissue berbahan dasar 100% kayu. Menurut Koesnadi dari Sekjend
Sarekat Hijau Indonesia ( SHI ) mengenai hitungan sederhana bagaimana
penyusutan hutan alam Indonesia akibat dari penggunaan tissue oleh masyarakat, “Jika jumlah penduduk Indonesia 200 juta
orang dan setiap satu harinya 1 orang menggunakan ½ gulung kertas tisu Artinya
penggunaan kertas tisu bisa mencapai 100 juta gulung tisu per hari, berarti per
bulan nya pemakaian tisu di indonesia mencapai 3 milyar gulung. Bila berat
kertas tissu itu 1 gulung mencapai ¼ kg, maka 3 milyar dihasilkan angka
kira-kira 750.000.000 kg setara dengan 750.000 Ton, Bila untuk menghasilkan 1
ton pulp diperlukan 5 m3 kayu bulat, dengan asumsi kayu bulat 120 m3 per hektar
(diameter 10 up) maka sudah bisa ditebak penggunaan hutan untuk urus kebersihan
mencapai ratusan ribu hektar setiap bulannya".
Dengan perhitungan sederhana, diasumsikan :
produksi 1 kg tissue
→ 30 liter air + 4kWh listrik
1 manusia → 50 gram tissue/hari
Jika ¼ penduduk Indonesia yang memakai tissue maka 21 ribu ton tissue diproduksi setiap tahun dan untuk
pembuatannya membutuhkan 630 juta liter air + 84 juta kwh listrik. Dengan kebutuhan
seperti itu dengan kata lain kita telah membuang (dan mungkin sudah kita hirup)
gas CO2 sebanyak42 ribu ton.
Relakah hanya dengan benda tipis itu kita merusak
lingkungan sekitar??
Tenang, ada hero yang siap membantu menggantikan
peran tissue kok : SAPU TANGAN
Yup, benda yang sebenarnya lebih dahulu ditemukan
sebelum tissue, benda yang sekarang
dianggap kuno dan tidak keren. Jika ada yang berpikiran seperti itu, justru
yang berpikiran seperti itulah yang lebih kuno (hehe). Sapu tangan memiliki
manfaat yang sama dengan tissue yaitu
mudah dibawa dan mudah dipakai, hanya saja hero ini memiliki keuntungan lain
yaitu tidak mudah dibuang, dapat dipakai berkali-kali, dan lebih so sweet :D
So, jangan ragu untuk berpaling dari tissue dan kembali setia pada sapu
tangan kawan :)
No comments:
Post a Comment