2012 GamaEARTH Member Recruitment: Final Result

Welcome to our family!!!

After the careful selection, we are glad to announce that 6 of you are selected as GE new members!
CONGRATULATION TO:
        Ketty Puspa Jayanti (Tekim 2010): Press Department
        Arief Imam Santoso(Tekim 2010): External Affair Department
        Lady Varesqua Valentina (Tekim 2012): External Affair Department
        Astrid Ellyana (Tekim 2012): Project Development Department
        Muhammad Olvianas (Tekim 2012): Project Development Department
        Rizky Arimurty Hadju (Tekim 2012): Internal Affair Department

As you become GE member, please join our FB group and FB page as well as our Twitter and Blog:
        Blog: http://gamaearth.blogspot.com/
        FB group: http://www.facebook.com/groups/215314212406/
        FB page: http://www.facebook.com/GamaEARTH
       Twitter: @gamaearth

We, all the GE members, are looking forward to being with you in our next meeting (Tuesday, September 25, 4 pm @S-106).

Thank you in advance for your cooperation!

Open House and Open Recruitment 2012


Hello earth saviors! We'd like to share our recent activities: Open House and Open Recruitment. Stay tune! ;D


Open House
At September 8th, GamaEARTH held Open House in POLIMER 2012. It was hosted by Kak Melisa and Kak Wahyu. We had a brief presentation about our community and its activities.  All students seemed to listen our presentation seriously. Hahaha.

freshmen 2012

mr. president explained GamaEARTH

Free notebook to all 2012 students!!

We also gave leaflet from ChAIN Center (designed by GamaEARTH)

Open Recruitment
Here we are already, the GamaEARTH Open Recruitment 2012! After being ousted at the Open House, we were expecting the applications until September 18th 2012. The applicants vary from 2012, 2011, and 2010 Chemical Engineering students. After the documents selection step, the selection was continued to the Focus Group Discussion and Interview step. The FGD took place at the POTK Garden (north to Kantekim, in case you are not familiar with the venue J) in the shady afternoon of Thursday, September 19th 2012.

giving explaination about fgd

team 1

team 2


team 3

After discussing the case, each team had to presentate their result. There was also a discussion session where GamaEARTH members and another team could ask more about team's idea. We're glad to hear many many outstanding ideas from all applicants. Good job!

presentation

The interview was held in the following day in two sessions.  We met bright open-minded friends who have brought interesting discussions and fresh ideas towards both environments issues and sustainable development. Afterwards the GamaEARTH team had a very tight discussion and tough time to make the final announcement come to a decision.


Are you the new GamaEARTH member? Find out more in our next post. Hahaha :D

by F featuring L

Weekly Sharing Series: Tips Hemat Air


Air adalah salah satu kebutuhan yang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia, untuk itu perlu manajemen yang baik agar air tidak habis. Eh ralat, air di bumi jumlahnya tetap, tidak akan habis, tapi kenapa masih ada yang kekurangan air bersih? Salah satu penyebabnya adalah karena kekeringan, tapi di daerah yang memiliki air melimah seperti India tetap saja kekurangan air bersih, penyebab utamanya adalah karena menurunnya kualitas air. Air dipakai, tercemar oleh sabun, kotoran, dan bahan kimia sehingga tidak bisa digunakan lagi untuk keperluan yang sama. Berikut adalah tips yang bisa dilakukan untuk menghemat air kita:


1. Mandi dengan Shower
Mandi dengan shower dapat menghemat air hingga lebih dari 60 % sementara mandi dengan gayung dapat menghabiskan air hingga 15 liter. Mandi dengan shower bisa lebih hemat karena sebaran air lebih luas tidak seperti gayung dan juga bathtub

2. Mematikan keran ketika menggosok gigi
Alternatif yang dapat dilakukan adalah dengan menampung air dengan gayung atau gelas, misal untuk menggosok gigi, berkumur, dan membersihkan kembali sikat giginya kita batasi pemakaian air hanya dengan 2 gayung atau 2 gelas air. Hal ini dapat menghemat air hingga 10 liter dibandingkan dengan menyalakan terus keran air ketika kita melakukan kegiatan – kegiatan tersebut.

3. Mengurangi penggunaan barang yang membutuhkan banyak air saat diproduksi
Banyaknya air yang dibutuhkan ketika suatu barang diproduksi atau sering disebut dengan istilah water footprint juga dapat berpengaruh dalam proses penghematan air, kita dapat mulai mencari tahu water footprint dari barang - barang yang biasa kita gunakan dalam kehidupan sehari – hari dan mulai mengurangi pemakaian barang – barang yang memiliki water footprint tinggi dan mulai menggantinya dengan barang – barang dengan water footprint rendah.

4. Menggunakan deterjen yang tidak membutuhkan bilasan berkali – kali
"Membilas deterjen butuh lebih banyak air," jelas staf divisi program AMPL (Air Minum dan Penyehatan Lingkungan), Dyota Condrorini. Kita dapat menggunakan sabun bio-degradable dari bahan organik sehingga air bekasnya dapat dipakai ulang setelah disaring dengan sumur resapan atau kita juga dapat menggunakan deterjen yang tidak memerlukan pembilasan berkali – kali dalam mencuci pakaian sehingga air yang digunakan dapat dikurangi dan tidak terbuang percuma.

5. Menyiram tanaman di pagi hari
Jika kita memiliki hobi berkebun usahakan untuk tidak menyiram tanaman di siang hari karena matahari akan membuat air menguap sebelum diserap. Menanam tanaman juga akan lebih baik jika dilakukan di musim hujan saja karena pada awal perkembangannya, tumbuhan membutuhkan lebih banyak air sehingga air yang diperlukan dapat dipenuhi dari air hujan yang diterima tanaman itu sendiri.


Referensi : greenpress.com
By : tiafia
edited by: melubi

Weekly Sharing Series: Sampah Kota Yogyakarta


Setiap hari Selasa, GamaEARTH selalu berkumpul untuk membahas macam-macam. Membahasa berbagai program yang akan dilaksankan, cerita ke sana ke mari, dan yang pasti dilakukan adalah kegiatan Weekly Sharing. Setiap minggunya, kami secara bergiliran akan sharing mengenai kejadian alam atau fakta-fakta alam yang berhubungan dengan sustainable development kepada anggota GamaEARTH yang lainnya.

Minggu ini adalah giliran saya untuk sharing. Saya membahas mengenai sampah di kota dan permasalahan yang diakibatkan oleh sampah juga kenapa masalah sampah susah diselesaikan.

Kota Yogyakarta adalah kota dengan produksi sampah tinggi. Menurut data statistik, kota-kota di Indonesia memproduksi sampah rata-rata 0,5 kg sampah per orang per hari. Sedangkan Kota Yogyakarta memproduksi sampah sekitar 0,64 kg per orang per hari. Angka itu saya dapatkan dari perhitungan sederhana. Luas Kota Yogyakarta adalah 32,5 km2 sedangkan setiap hari dihasilkan sekitar 250 ton sampah.  Itu berarti setiap kilometernya dihasilkan sekitar 7700 kg sampah per hari. Dengan kepadatan penduduk sebanyak 12 000 orang/km maka didapatkan hasil bahwa setiap orang bertanggung jawab pada 0,64 kg sampah per hari.

Sampah-sampah yang dihasilkan itu oleh pemerintah Kota Yogyakarta dikirim ke TPA Piyungan yang berada di pinggir kota Yogyakarta. Untuk melakukan kegiatan tersebut, pemerintah mengeluarkan dana sebanyak 1,6 M rupiah per tahun. Bukan jumlah yang sedikit kan? Bayangkan dengan 1,6 M itu bisa beli berapa mangkuk bakso hayoo? (Kenapa bakso?) Kalau punya beribu-ribu mangkuk bakso beserta baksonya kita bisa kasih makan beribu-ribu orang miskin kan??

TPA Piyungan dan Sapi :3

Nah, terlepas dari masalah bakso, TPA Piyungan tidak menampung sampah dari Kota Yogyakarta saja, tapi juga dari kota-kota lainnya di sekitar Yogyakarta. Bahkan saya dengar, TPA Piyungan sudah overloaded. Lama-lama tidak ada tempat untuk menimbun sampah lagi, bukan tidak mungkin suatu hari nanti kita akan hidup dengan sampah karena tidak ada lagi lahan untuk menimbun sampah. Bagaimana rasanya membayangkan ketika bangun pagi, kita melihat sampah di kamar kita? Buka pintu, liat sampah. Buka kulkas, liat sampah. Sampah sampah sampaaaah!

Pada saat saya menjelaskan hal ini kepada teman-teman GamaEARTH yang lain, Upi menyeletuk,
“Mungkin selama ini kita diajarinnya salah. Kan waktu kecil kita selalu dikasih tau oleh orang tua, ‘Buanglah sampah pada tempatnya!’ nah berarti kan kalau kita sudah buang sampah pada tempatnya itu kesannya benar. Harusnya slogannya diganti jadi, ‘Jangan buang sampah, olahlah sampah sendiri!’”
Iya, itu benar, jadi sekarang mari kita mengubah sudut pandang kita. Jangan buang sampah, tapi olah sampah. Karena membuang tidak akan menyelesaikan masalah sampah, tapi dengan mengolah kita bisa mengurangi jumlah sampah yang dibuang, mengurangi jumlah alokasi dana untuk mengirim sampah ke TPA, turut serta dalam pemberdayaan masyarakat, dan bukan tidak mungkin juga menaikkan kesejahteraan masyarakat.

Bisa kan? Bisa tidak? Bisa lah yaaa :D

Nah ayo mulaaaaai! :D \m/

--melisa

GamaEARTH Membership Open Recruitment


GamaEARTH Membership Open Recruitment

You want to join our community???



Requirements:

1. Officially enrolled as Chemical Engineering UGM student

2. Attach a Motivation Letter (in English) explains:
a. Personal motivation to join Gama EARTH
b. Things you expect to achieve thgrough Gama EARTH
c. Your dreams after graduating from Chemical Engineering

3. Attach a Curriculum Vitae (in English) mentions:
a. Full name
b. Place, date of birth
c. Address
d. Phone number
e. Email Address
f. Educational background
g. Experiences (organizational, work, team work, or other activities)
h. Skills (language and computer)

Send the zipped soft copy of your requirements with title:
“Full name_6-digit student ID number_GE Membership Oprec”

then send it to gama.earth@gmail.com

Deadline: Tuesday, September 18th 2012 at 23.59
CP: Fadhila (08197633363)

Monthly Trip Series: Sukunan Village


Monthly Trip Series: Sukunan Village (by: Ririn 2011)

Pada bulan Mei 2012 lalu, Gama Earth berkesempatan untuk mengunjungi Desa Sukunan. Desa Sukunan adalah desa wisata di kabupaten Sleman yang menerapkan konsep pengelolaan sampah dan memanfaatkannya dalam kehidupan sehari – hari. Desa Sukunan juga menjadi tempat pelatihan bagi masyarakat yang ingin mengelola sampah serta memanfaatkan sampah tersebut di lingkungan sekitarnya.

Tempat pertama yang kami kunjungi adalah Tempat Pembuangan Sampah (TPS) di desa tersebut yang merupakan tempat pembuangan akhir dari setiap sampah yang dihasilkan oleh masing – masing kepala keluarga. Sepanjang perjalanan, kami melihat masing – masing kepala keluarga memiliki 2 buah tempat sampah besar yang pada akhirnya sampah tersebut terkumpul di  TPS.  Pada TPS tersebut sampah – sampah dikelompokkan menjadi 3 bagian yaitu sampah plastik, sampah kaca/logam, dan sampah kertas. Perjalanan kami dilanjutkan ke rumah salah satu penduduk yang menjual produk dari sampah plastik yang telah terkumpul di TPS tadi. Produk – produk yang dihasilkan meliputi tas, gantungan kunci, pigura, celengan, dompet, dan lain - lain. Produk – produk tersebut dihasilkan oleh sekelompok ibu – ibu PKK yang memanfaatkan sampah plastik menjadi barang yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari – hari.





Kemudian kami mengunjungi tempat pembuatan bata dan pot yang bahannya terdiri dari campuran gabus, semen, dan pasir. Bata yang dihasilkan terbukti kuat dan digunakan untuk membangun TPS  serta beberapa rumah bagi penduduk di desa Sukunan. Selanjutnya, kami juga melihat unit pengolahan limbah cair dimana masyarakat desa Sukunan berhasil secara mandiri mengelola limbah cair yang ada pada septic tank dan tidak tergantung lagi pada pemerintah untuk mengolahnya.



Dalam kunjugan singkat tersebut kami merasa terinspirasi dengan apa yang dilakukan penduduk di Desa Sukunan yang telah secara mandiri berhasil mengolah sampah dan memanfaatkannya dalam kehidupan sehari – hari. Kami juga merasa kagum dengan para volunteer di desa tersebut yang telah bertahun – bertahun tinggal dan berdedikasi dalam mengembangkan desa wisata Sukunan baik ke dalam maupun ke luar. Sebelum berakhir, narasumber yang juga menjadi pemandu kami dalam kunjungan singkat tersebut berpesan untuk tidak mudah menyerah dalam melakukan perubahan di bidang lingkungan seperti yang beliau lakukan dalam merubah pola pikir dan perilaku masyarakat desa dalam mengelola sampah.

Happy Mopping!


Happy Mopping! (by: Ihsan-2010)
  
Good day, Earth Rangers!
Di hampir setiap tempat yang banyak dikunjungi orang, seperti mal, rumah makan, pom bensin, taman bermain, masjid, dan juga kampus, selalu ada kamar mandi umum. Termasuk juga di kampus kami, kampus Teknik Kimia UGM.

Di kampus kami, terdapat dua belas kamar mandi yang bisa dipakai secara bebas oleh siapapun yang sedang berada di kampus kami, entah itu dosen, mahasiswa, atau tamu-tamu yang seringkali berkunjung. Kamar mandi yang ada di sini sebagian besar adalah kamar mandi baru yang dibangun menggunakan dana dari alumni jurusan kami, jadi kamar mandinya masih bagus.

Sayangnya sekarang-sekarang ini kamar mandi tersebut tidak sebagus dulu, bukan karena krannya tidak mengalirkan air atau alat pengering tangannya rusak, tetapi karena masalah yang sebenarnya sepele dan bisa dihindari dengan mudah: kotor. Pengguna kamar mandi ini, yang sebagian besar adalah mahasiswa, terkadang masuk menggunakan alas kaki yang kotor sehingga meninggalkan jejak yang tidak sedap dipandang mata, dan meskipun di dalam kamar mandi sudah disediakan alas kaki khusus, terkadang tidak semua mahasiswa mau melepas alas kakinya dan menggantinya dengan alas kaki tersebut karena tidak efisien, apalagi ketika dia sedang terburu-buru untuk ‘memenuhi panggilan alam’.

Berdasarkan hal tersebutlah maka Jurusan Teknik Kimia UGM bekerja sama dengan GamaEARTH meluncurkan program baru yang namanya menjadi judul tulisan kali ini: Happy Mopping. Program ini sangat sederhana: di setiap kamar mandi di Teknik Kimia UGM disediakan sebuah alat untuk mengepel lantai dan sebuah poster yang menghimbau semua pengguna kamar mandi tersebut agar mengepel lantai kamar mandi ketika mereka melihat lantai tersebut kotor, termasuk dosen dan mahasiswa.


                  
Keberadaan program ini diharapkan dapat menyelesaikan solusi lantai yang kotor, meringankan tugas cleaning service, dan juga menjaga agar kamar mandi di jurusan kami selalu sedap dipandang mata. Program ini juga dapat melatih kami untuk menjadi lebih bertanggung jawab dan menumbuhkan rasa memiliki serta menjaga bagian dari jurusan kami sendiri meskipun hanya sebagian kecil, seperti kamar mandi.




Inilah yang kami lakukan untuk menjaga lingkungan kami. Hal kecil mungkin, tapi kami yakin ini berarti.

Kamu?

2012 Denso Youth For Earth Action


2012 Denso Youth For Earth Action (by Andy-2008)

Di tahun ke empat saya di Teknik Kimia, masih aja ada keinginan untuk mngikuti kompetisi seperti ini. Keinginan saya saat mengajukan kegiatan ini hanya ingin belajar lebih dalam mengerjakan proyek secara profesional. Salah satu daya tarik dari kegiatan DYEA ini menurut saya adalah di kegiatan ini kita akan dibimbing dalam menginisiasi dan melaksanakan proyek. Saya ingin belajar dari nol lagi bagaimana menginisiasi dan melaksanakan proyek. Saya memiliki keinginan untuk bekerja sebagai konsultan yang memiliki sistem kerja per proyek.



DYEA tahun ini dilakukan di Jakarta. Kegiatan utama kita dilakukan di sepanjang Sungai Ciliwung. Di sini kita mendapatkan bimbingan dari Jakarta Green Monster, sebuah NGO yang telah sukses melaksanakan proyek manajemen dan pengolahan sampah di Sungai Ciliwung. Selain mendapatkan ceramah singkat dan berkunjung langsung melihat hasil dari proyek mereka, kita juga mendapatkan pelatihan langsung bagaimana mengolah sampah. Kita (sebanyak 8 orang) mendapatkan pelatihan bagaimana mengolah sampah kertas bekas menjadi berbagai macam produk seperti bingkai foto, kotak tissue, dll. Selain itu kita juga diajari bagaimana membuat kompos dari sampah daun, membuat tas,dompet, dan kerajinan tangan lainnya dari sampah plastik minuman sachet, dll. Hal yang paling saya suka adalah saat di mana kita bisa langsung menanyakan kepada pihak JGM bagaimana usaha mereka menginisiasi proyek itu, bagaimana orang asing dapat mendapat kepercayaan dari warga setempat yang mana seperti orang betawi lainnya yang sangat resistant terhadap pendatang, bagaimana mempengaruhi orang lain (yang jauh lebih tua) untuk mau mengikuti proyek mereka, dll. Hal-hal yang hanya dapat didapatkan oleh orang lapangan seperti inilah yang bagi saya sangat berharga.



Mengikuti DYEA benar benar merupakan suatu pengalaman yang berharga bagi saya. Saya mendapatkan kesempatan untuk mengenal berbagai orang yang luar biasa dan mengagumkan, menjalin pertemanan dan jaringan yang walaupun kita hanya mengenal 2 hari saja tapi dapat membuat kita sangat akrab. 

Energy and Water Saving Campaign

Energy and Water Saving Campaign (by Lutfi 2011)

Hello earth saviour! How are you?

Pada beberapa posting sebelumnya sudah dibahas mengenai Grand Launching Energy and Water Saving Campaign. Namun, apa sih kegiatan EWSC yang sebenarnya? Nah, di posting ini akan saya ulas lebih dalam.

Dari namanya sudah bisa kita ketahui bersama bahwa ini adalah kampanye agar warga Teknik Kimia mempunyai kebiasaan hemat air dan hemat energy. Bagaimanakah bentuk kampanye ini? Jadi setiap akhir bulan di hari Rabu, GamaEARTH akan membuka stand di koridor US. Apa sajakah kegiatannya?

1. Mini Mading
Di sana terdapat mading mini yang berisikan informasi tentang sustainable development (diambil dari knowledge sharing mingguan GamaEARTH). 

2. Sayembara
Kami mempunyai berbagai macam games juga loh. Ada sayembara TTS yang disebar beberapa hari sebelum kampanye. Setelah mahasiswa berhasil mengisinya, bisa ditukarkan dengan hadiah. Harus cepat ya karena hadiahnya hanya bagi 10 orang pertama. Hehehe.

3. SD Card
Bukan kartu memory Secure Digital yang biasa ada di handphone atau kamera loh. SD card adalah kartu permain tentang sustainable development (SD). Kartu ini adalah kartu mainan yang dibagian JEF waktu Mba Nisa dan Mas Andy lomba di Vietnam. Mau tau cara mainnya? Datang saja nanti pas kampanye. Dapat hadiah loh. Haha.

4. Free Drink
Ada jus gratis juga di stand kami. Bagaimana cara mendapatkan minuman ini? Ada dua cara yaitu kamu harus mempunyai kupon sepeda. Kupon ini biasanya disebar sehari sebelum kampanye. Kami menggantungkan kupon-kupon ini ke sepeda-sepeda yang terparkir di sekitar tekkim dan kpft. Nanti kupon itu bisa ditukar dengan minuman gratis. Cara kedua adalah dengan membawa tumbler sendiri. Let's use tumbler instead of plastic glass. Fungsinya adalah agar kita semua tidak memakai gelas plastik yang sekali pakai langsung dibuang. Hal ini mengencourge mahasiswa agar mengendarai sepeda ke kampus dan membawa tumbler (daripada beli air minum kemasan setiap harinya). Minuman ini hanya reward kecil bagi mereka yang telah peduli terhadap bumi ini :)

5. Exchange used paper
Siapa yang sudah pernah lihat notebook kreasi GamaEARTH? Nah, notebook tersebut terbuat dari kertas bekas loh. Kertas bekas yang masih kosong belakangnya kami sulap menjadi notebook yang indah. Saat kampanye, kamu bisa loh menukar setumpuk kertas bekas yang masih kosong belakangnya dengan satu buah notebook kami. 

contoh cover notebook. handdrawn by Lutfi

Sebenarnya masih ada beberapa hal mengenai kampanye ini yang belum terlaksana namun segera dilakukan. Misalnya memasang poster, berjualan baju, dll. Nantikan kami kampanye yaaaa. Jangan lupa naik sepeda, bawa tumbler, dan barter kertas bekas ;)

Pelatihan Pembuatan Rambak Susu dan Dodol Susu


Pelatihan Pembuatan Rambak Susu dan Dodol Susu (by Asti-2011)

Pada posting sebelumnya ada cerita mengenai kunjungan ke Tulungagung yang diikuti oleh Lutfi dan Andrie. Nah, pelatihan ini merupakan tindak lanjut dari kunjungan tersebut. Beberapa ibu-ibu dari Tulungagung sengaja diundang ke Yogyakarta untuk mengikuti pelatihan pembuatan rambak dan dodol selama 2 hari. GamaEarth yang bekerja sama dengan Bu Wiratni selaku pemangku proyek, berkesempatan untuk mendampingi ibu-ibu tersebut, namun kami juga turut serta dalam pelatihan tersebut karena kami diharapkan bisa menjadi trainer nantinya. Istilah kerennya, train to be a trainer.  
Rombongan dari Tulungagung tersebut tiba di Yogyakarta pada  hari Rabu tanggal 11 Juli 2012. Kegiatan dimulai pada malam harinya. Perwakilan GamaEarth yang terdiri dari Wahyu, Putri, dan Asti berkesempatan untuk menghadiri acara pembuka, yaitu perkenalan. Di sini kami belajar untuk berinteraksi dengan orang yang lebih tua dengan karakter yang berbeda-beda. Pengalaman yang menarik, bukan? Acara Keesokan harinya pelatihan pun dimulai. Hari pertama pelatihan diadakan di daerah Klaten, Jawa Tengah. Daerah tersebut merupakan sentra pembuatan rambak. Rombongan yang terdiri dari dua mobil ini meluncur ke Klaten pukul 8 pagi. Setibanya di sana, kami disambut oleh Pak Surono, pemilik usaha rambak tersebut dan langsung melihat proses pembuatan rambak dari mulai membuat adonan hingga proses packaging. Sebenarnya proses pembuatan rambak ini berlangsung selama berhari-hari karena adanya tahap pengeringan yang sangat bergantung dengan sinar matahari. Proses pembuatan rambak yang kami lihat ini tidak memakai susu sebagai salah satu bahan bakunya, sedangkan rambak yang akan kami buat, salah satu bahan dasarnya adalah susu, karena Tulungagung adalah sentra penghasil susu. Saat kami pulang ternyata sudah disiapkan sekitar 25 bungkus rambak ukuran besar untuk oleh-oleh masing-masing peserta. Lumayan kan untuk lauk anak kos, hehe.
Nah, pada hari berikutnya kami meluncur ke Fakultas Teknologi Pertanian. Kami mengunjungi salah satu lab di fakultas tersebut untuk mempraktekkan apa yang sudah kami dapat hari sebelumnya, tentu saja dengan ditambah susu sebagai salah satu bahannya. Selain membuat rambak, kami juga membuat dodol susu. Rombongan dibagi dalam dua kelompok, kelompok pertama memutuskan untuk membuat rambak terlebih dahulu, sehingga kelompok kedua membuat dodol terlebih dahulu, lalu bergantian. Sehingga semua mempunyai pengalaman dalam membuat rambak dan dodol. Hasil yang didapat dari kedua kelompok berbeda karena takaran bahan yang digunakan berbeda. Di sini kami memang dalam tahap percobaan dan nantinya akan disempurnakan oleh ibu-ibu tersebut ketika mereka kembali ke desanya. Pelatihan pada hari kedua ini dijadwalkan berlangsung selama sehari namun ternyata hanya berlangsung selama setengah hari. Untuk itu, di luar rencana rombongan dari Tulungagung diajak jalan-jalan ke Malioboro karena sepertinya kurang lengkap jika berkunjung ke Yogyakarta tanpa melihat mampir ke Malioboro. Anggota GamaEarth yang bertugas menjadi pemandu selama di Malioboro adalah Putri dan Melisa. Oh iya, setelah pelatihan selesai anak-anak GamaEarth membawa pulang dodol susu yang kami buat tadi.
Hari berikutnya diisi dengan makan siang yang sekaligus sebagai acara penutup. Pada acara penutupan ini, kami sharing tentang pengalaman apa saja yang sudah kami dapat selama pelatihan. Pelatihan ini tentu saja membawa kesan berbeda bagi masing-masing peserta. Anak-anak GamaEarth memdapat pengalaman sangat berharga selama pelatihan ini, terutama tentang cara berinteraksi langsung dengan masyarakat yang berlaku sebagai sasaran proyek ini. (asti)

Survey Proyek Diversivikasi Susu Reject di Tulungagung


Survey Proyek Diversivikasi Susu Reject di Tulungagung (by Andrie-2011)

            Kabupaten Tulungagung sebagai daerah pertanian dan peternakan tampak dari adanya pameran pertanian yang diadakan oleh pemerintah kabupaten Tunlungagung. Pada pameran tersebut masing – masing kecamatan memperlihatkan hasil pertaniannya.

            Pada proyek kali ini Bu Wiratni ingin mengolah kotoran sapi menjadi produk biogas. Gama Earth mendapat bagian untuk membuat proposal untuk Dikti yang mana proposal itu berkaitan dengan kelanjutan dari proyek Bu Wiratni mengenai biogas. Di rumah masing – masing warga di daerah tersebut kebanyakan terdapat sapi dan yang terjadi adalah kotoran sapi dialirkan melalui selokan untuk selanjutnya dibuang ke sungai. Kenyataanya kotoran sapi tersebut bisa diolah menjadi biogas. Dan tidak berhenti di situ permasalahannya, ternyata warga di daerah tersebut juga menyetor susu produksi sapi mereka ke pengumpul untuk dilanjutkan ke pabrik. Parahnya jika susu yang disetor tidak sesuai dengan standard maka susu yang jumlahnya tidak sedikit tersebut dibuang ke sungai juga. Padahal susu tersebut juga masih bernilai ekonomis.



            Pada proyek kali ini kita merencanakan sebuah program yang berkelanjutan. Program tersebut terdiri dari pendidikan untuk warga di desa tersebut untuk mengolah susu menjadi produk turunan susu yang bernilai ekonomis. Produk yang menjadi awal program ini adalah rambak susu dan permen susu mengingat Tulungagung juga terkenal dengan rambaknya. Warga di daerah tersebut sebenarnya sudah memiliki inisiatif dan menginginkan untuk mengolah susu yang mereka produksi. Tetapi dikarenakan kemampuan yang belum mencukupi dan ketidakyakinan akan prosedur pengolahan maka belum ada hasil yang diperoleh.


Lokasi akan dibangunnya pengolahan biogas
            Proses pembangunan tempat pengolahan biogas sudah hampir dimulai. Biogas tersebutlah yang nantinya akan dimanfaatkan untuk mengolah produk turunan susu sehingga terdapat konsep zero waste di sini. Nantinya proses pengolahan susu sapi tersebut awalnya akan dilakukan di rumah warga. Tetapi jika dana mencukupi maka akan digabung dengan tempat pengolahan biogas. Setelah jadi, pemasaran produk tersebut akan difokuskan ke daerah Tulungagung dahulu.
            Warga daerah tersebut akan dikirim ke Jogja untuk mengkuti training mengenai pengolahan susu menjadi rambak susu dan juga permen sus bekerja sama dengan Teknologi Pertanian. Biaya yang akan dimasukkan ke dalam proposal terdiri dari biaya transportasi dan akomodasi untuk kita mengawasi jalannya proyek di Tulungagung, biaya pelatihan, pengadaan alat dan bahan , serta modal awal.

Grand Launching of Energy and Water Saving Campaign


Grand Launching of Energy and Water Saving Campaign (by Fadhila-2011)


The smallest change can make a big difference – GamaEARTH remains committed to spreading this message of conservation to help all of students and staff in Chemical Engineering Department UGM understand that they can all play their part in protecting our planet.

Recently, there has been an increased understanding of the linkages between water, energy and climate change. Some places in the world have successfully integrated sustainability for both water and energy from planning, investment, to institutional decision-making. Nevertheless, there is still a significant gap in communication addressing the linkages at a global scale. In particular, there are only limited number of publications, scenarios and perspectives about energy and climate change which explains their strong linkage with water issues.

We have a collective responsibility to preserve, protect and manage the well-being of our environment. No doubt, Chemical Engineers, as part of environmental experts, are capable to perform a significant role to save the earth. The earth suffered because of pollution that human made, and the industrial plant has big role on it. But, we believe we can save our earth.

Thus, we need to be rational in our energy and water consumption habits. GamaEARTH  wants to raise awareness of energy saving by a campaign. GamaEARTH hopes that educational campaign will not only raise awareness of energy saving but also change the attitude and behaviors of students and staffs in Chemical Engineering.

The Water and Energy Saving Campaign is aimed to give the following outcome:
1. Provide a series of green tips.
2. Encourage energy and water saving behavior.
3. Raise awareness of sustainability on the Department of Chemical
Engineering, University of Gadjah Mada.
4. Emphasize the importance of sustainable behavior for human’s better future.






The Grand Launching for Water and Energy Saving Campaign was held on May 1st  at S-102 classroom. We cordially invited lecturers which was represented by Dr. Ir. Aswati Mindaryani M.Sc, ChAIN staffs, and Chemical Engineering students. Our concern towards Earth Sustainability which has driven our spirit for conducting this campaign was explained by Dzikrima Lutfi as the campaign Project Manager. We also presented two videos related to Global Warming and Water Crisis issues to give a clear idea about how the earth has been suffered from our actions and highlight the importance of both mindset and habits change.

Monthly Trip Series: Pasar Gamping


Monthly Trip Series: Pasar Gamping (by Lutfi 2011)

20 Maret 2012

Maret ini, giliran Pasar Gamping yang menjadi tujuan jalan-jalan bulanan kali. Kami mengunjungi Pasar Gamping untuk mengecek kondisi proyek Toward Sustainable Traditional Market. Anggota Gama Earth yang mengunjungi Pasar Gamping yaitu Mba Nisa, Mas Barkah, Ririn, Asti, Andrie, Wahyu, dan Lutfi. Di sana, Nisa -selaku project manager Toward Sustainable Traditional Market- menjadi guide bagi kami. Mba Nisa menjelaskan konsep dan tujuan dibangunnya Toward Sustainable Traditional Market ini. Dahulu, banyak kotoran sapi dan limbah buah yang diproses untuk menjadi pupuk dan biogas untuk listrik. Namun, setelah beberapa waktu, alat generatornya  rusak karena gas yang dihasilkan tidak sesuai. Saat kami datang, kami melihat alat tersebut di gudang dan sedang menunggu dibelikan sparepart untuk memperbaiki generator tersebut. Mari kita doakan agar pengelola Pasar Gamping segera membelikan sparepart generator tersebut karena biogas yang dihasilkan oleh limbah buah akan sangat berguna bagi pedagang pasar dan penduduk setempat.






2011 Denso Youth for Earth Action


2011 Denso Youth for Earth Action (by Arsyada-2010)

                Pertama-tama mau cerita culu nih, alasan aku masuk ke GamaEARTH (GE) bukan General Electric ya ^^. Aku masuk GE tuh di tahun ke-2, alasannya simpel aja, pengen merealisasikan ilmu-ilmu yang udah aku dapatin di Teknik Kimia ini untuk bisa berkontribusi buat kelestarian lingkungan hidup. Sebelum masuk jadi member GE, emang udah nyoba masuk ke komunitas-komunitas yang berbau lingkungan hidup, tapi rasanya kok kurang pas. Bisa dibilang komunitas-komunitas itu masih berprinsip pada ideologi yang saya pikir gag feasible lagi untuk dipertahanin, seperti ingin sama sekali tidak ada penebangan hutan, penolakan terhadap energi nuklir (aku pro nuklir.hehe) dan masih banyak lagi. Nah, ketika itu-tuh GE datang membawa tema Sustainable Development yang emang menurut aku tuh pas banget buat diterapin saat ini.
               
Masuk di GE, mungkin menjadi suatu nikmat yang sangat besar dari-Nya, karena di GE ini aku ketemu ama mas-mas, mbak-mbak yang begitu luar biasa hebatnya, yang memiliki visi misi hidup yang luar biasa wah dan juga pengetahuan yang begitu luas. Nggak hanya itu, berkat rahmat Alloh SWT dan juga dari bimbingan mas dan mbak di GE ini, aku dapet kesempatan buat bisa ikut Denso Youth for Earth Action (DYEA) program CSR-nya Denso Jepang yang diadakan di Singapura buat yang Local Program dan jakarta buat yang Global Program. Sebuah pengalaman yang sangat spesial, bisa bertemu dengan orang-orang yang luar biasa dari negara-negara ASEAN, bisa saling bertukar pikiran dengan teman-teman dari NUS,NTU,Thammasat University adalah sesuatu yang tidak akan terlupakan selama hidup saya (lebay -.-“). Banyak sekali sebenarnya pengalaman yang aku dapet dari event itu, for more detail please visit my blog, jagoanmertua.blogspot.com. (promosi :D)



                Aku bukan orang yang penuh potensi atau apa, biasa saja, sangat mungkin kalau teman-teman semua jauh lebih berpotensi daripada aku, gali terus potensi yang temen-temen miliki, bisa di GE, GC, LPKTA,KSTM atau apapun, masuk di sebuah kelompok studi atau komunitas-komunitas anak muda benar-benar sesuatu yang menyenangkan, bersama-sama bergerak dengan orang-orang yang memiliki pandangan dan prinsip yang sama itu sesuatu yang sangat menyenangkan, You’ll Never Walk Alone :D

“  The future belongs to those who believe in the beauty of their dreams ( Elanor Roosevelt)”


2011 Bayer Young Environmental Envoy


2011 Bayer Young Environmental Envoy (by Melissa-2010)

I tried to make an environmental project in my second semester. My project was simple. It was about how to prevent environment mutilation in family scale. In my project I tried to blew up an idea that mother is the solution of this mutilation. Mother is the main educator in family. Children learn with and from their mother. What mother do, children will do too. What mother say, children will say the same. On this current situation, people always concentrate on children as the main solution of every problem. That, they always educate children first and ignore the mother’s influence in the process of education.

Thus, I tried to say, in my project, that mother always take part in educating children. So if we want to prevent environment mutilation by only educate the children, it will not work well. Because when you say, “Throw garbage on the garbage can” to the children while mother say, “You can throw garbage on everywhere you want”, children will confuse and in the end they will choose what their mother say. Then, in my project, I proposed a new way of education, that was educating the mother first by making compose from household waste.

I sent my project to Bayer environmental project titled ‘Young Environment Envoy 2011’ the winner will be sent to Germany as environment envoy from Indonesia to have an environment discusion. I sent my project in a-not-really-good-way. I have to run there run here to get all document needed completed. And I sent the completed document a day before the deadline. After I sent, I tried to forget. But then, three months later someone called me, she was Bayer employee, and she said that I was accepted as the one of finalist of Bayer ‘Young Environment Envoy 2011’. I was shocked but happy. She said that I have to go to Jakarta three days after the call to present my project in the front of the judges.

The days between my departure to Jakarta and the call became so hectic. I prepared everything for my presentation, ran around to get what I need, and FYI: that was my first flight! And actuatlly this is the first time I did something so scientific (presentation, making project, etc). I never do this before and I felt afraid.
I spent a night in Jakarta, didn’t have a time to look around this town, my duty was just come, present the project, and then go home. But I felt so exited. In Jakarta I met friends that mostly are older than me, maked me more nervous. Then I presented my presentation in the front of the judges. I had to deliver my presentation in english, so I delivered my presentation in english. I was trying to smile, and showed my best. The judges made questions from my presentation, I answered my best. Then yeah it was over!


On my way back to Yogyakarta, I didn’t really feel good. I got headache, and then I got fever for three days. Three days before the final semester of that period. Because of that, my final exam result was not really good, that was under my expectation. I disapointed of course, and my project also didn’t make it, made my feeling worse. But then, I still feel lucky to have an experience like that. I learnt a lot, I made a lot of connection and relationship, I made lot of friends. And remembering what I’d done for achieveing my goal, I want to feel the same excitement like that again. I promised to myself that someday I’ll make it. J



--melubii

Makrab GE Samigaluh 2011


Makrab GE Samigaluh 2011 (by: Lutfi-2011)

Thursday, October 7th 2011

After open-recruitment selection, GamaEarth finally had new members. They were Mba Fadhila, Ririn, Asti, Andrie, Lutfi, and Wahyu. Then, we gathered in secret room and we warmly welcomed them. We explained about GamaEarth and our activity. Then, we’re about to held outbound in Samigaluh.

A conversation between Mas Igin and Lutfi:
“Besok Sabtu kita makrab ke Samigaluh ya,”
“Oke. Minggu besok?”
“Bukan. Sabtu besok,”
“Iya, sabtu minggu besok kan,”
“Besok,”

Waaah, outbound will be held tomorrow and new members were kinda surprised (or shocked!).  Some couldn't join us because they already had schedule for tomorrow. Yet thank goodness some members could join the outbound.

Friday, October 8th 2011

Yaaaaay. Time for outbound. In the morning, we gathered in KPFT and cusssss went to Samigaluh, Kulonprogo. GamaEarth members who joined the outbond was Mas Igin, Mba Nisa, Mas Hafidz, Mas Arsyada, Mba Melisa, Mas Barkah, Ririn, Lutfi, and Wahyu. But not only students from GamaEarth, we also invited another student group from Kamase (Komunitas Mahasiswa Sentra Energi) from Physical Engineering –a community concerns about energy and GamaCendikia (Gadjah Mada Cendikia) –a multidisciplinary student group in Gadjah Mada University. We also invited ChAIN Center (Chemical Engineering Alliance and Innovation Center).

Samigaluh was located high up in the mountain. The road too Samigaluh was not easy. It ain’t flat but very curvy and steep. The road was such a challenge for us yet it was soooo fun. Hahahaha.
The first destination was essence and tofu factory. It was one of GamaEarth’s project who won Mondialogo Engineering Award . The factory still existed until now but several components were broken and needed to be repaired. After that, we visited Slondok factory. We saw Mba Nisa’s Slondok oven that she made when she did KKN there. It was awesooooooome.



Then, we went to In our homestay in Nglambur village. There, we got explaination about sustainable development from ChAIN Center by Mr. Chandra and Ms. Maya. Sustainable development is development that meets the needs of present without compromising the ability of future generation to meet their own need. So, it’s an equilibrium of science, social, and environment. After presentation from ChAIN Center, we heard presentation and explaination from Kamase about their activities and contributions to people.

There were many unique things in Nglambur Village. It had many local factories and fields. But the village was still green and cozy. That made Nglambur village special and was selected as model village.
In afternoon, we visited flower garden, beehive, and brown sugar local factory. 



It was such a beautiful day. We had new knowledge and experiences. A priceless treasure. A sweet memory to remember forever. Dark blue sky had fallen and our today adventure had to come to an end. We climbed back to our homestay and spent our evening by talking and laughing together. 

Sunday, October 9th 2011
In early morning, we decided to climb the mountain. It was the coolest part of the outbond (and literally cold). We reached the summit and from above we could see the entire village. The scenery was aw aw aw awesoooooooome. The sun rose up made the sky even more beautiful.






It was the end of our journey. We had to go back to Jogja again. Yet we promised to carry on the spirit of SD.  Uh yeaaaaaaah.